Sabtu, 22 Desember 2012

Puisi: Tak Sempat Berpamitan

Hujan akhirnya datang.
Kepada awan, tak sempat ia berpamitan.
Sekedar cium tangan, pipi kiri dan kanan pun ia enggan.
Hujan melesat meninggalkan awan.
Berlari jatuh ke bumi, lalu bersembunyi di balik tanah.

Ia tak mati.
Matanya masih terjaga.
Kakinya pun masih lincah,
meluncur di sela-sela akar tanah.
Hatinya pun masih "berasa".
Hanya saja tak tahu, kepada siapa ia harus berkata rasa.

Dihimpit rumput dan lumut ia beringsut.
Ia menatap ke angkasa jagat raya.
"Andai saja waktu itu aku tak tergesa,
pasti aku masih di sana."katanya lirih.
Sesal.

bersiap-siap pergi, 20:08




Tidak ada komentar:

Posting Komentar