Senin, 19 November 2012

Semut Mobal : dari Chaos menuju Keteraturan


    
Semut mobal. Siapa yang belum pernah melihat semut mobal (kawanan semut yang tumpah ruah karena sarangnya rusak atau dirusak)? Saya rasa hampir semua orang pernah menyaksikan peristiwa ini: Semut Mobal. Ketika kejadian ini berlangsung, semua semut tumpah ruah, bergerak tak terkendali karena sarang mereka rusak atau diganggu. Mereka berjalan tak peduli mana kawan dan mana jalan. Beberapa semut akan mengangkut kroto (semut yang masih keci berwarna putih), beberapa lainya bingung ke mana harus berjalan, sementara sang Ratu koloni semut pun juga bingung karena singgasana rusak. Bisa dibayangkan bagaimana keadaan seperti itu. Sarang mereka hancur lalu mereka keluar semua, bergerak tak terkendali, jalan ke sana-sini tanpa arah yang jelas, benar-benar kacau: Chaos.

Lalu kenapa saya menuliskan ini?
     Pertama, pagi ini saya menjumpai kawanan semut mobal itu pagi tadi ketika sedang menyapu garasi. Sarang semut hitam di sebuah besek, terbuang di depan garasi dan terjadilah kawanan semut mobal. Entah kemana mereka akan membangun sarangnya lagi, aku tak tahu. Yang pasti, mereka kelimpungan tak karuan, sarang mereka rusak. Namun saya percaya bahwa mereka akan membangun sarang lagi entah di mana tempatnya, saya tak tahu persis karena memang saya tak bertanya pada semut-semut itu (hoho). Dari keadaan chaos tak beraturan itu, semut-semut akan menata kehidupan mereka kembali menuju keteraturan. Mereka akan mencari tempat baru, membangun kehidupan baru yang akhirnya akan menjaga kelangsungan kehidupan koloni mereka. Sungguh peristiwa kehidupan yang indah sekaligus mulia.
     Kedua, kita pun bisa belajar dari peristiwa semut mobal yang mungkin sering kita jumpai dalam kehidupan kita, dari chaos menuju keteraturan. Sebagai manusia yang hidup di dunia ini, pasti adakalanya kita berada dalam keadaan "chaos" alias semrawut, merasakan bahwa hidup begitu rusuh, banyak masalah ini-itu yang tak kunjung menemukan solusi, banyak permasalahan karena relasi dengan si anu dengan si itu, datang masalah yang seolah membuat tak berdaya, lelah, dan akhirnya ingin mengucapkan kata menyerah. Itu memang wajar karena itulah hidup.
     Ketiga,akhirnya yang paling menentukan kelangsungan hidup ketika kita mengalami masa-masa chaos adalah daya tahan dan kepekaan menggunakan panca indera yang ada dalam tubuh kita. Belajar dari semut mobal. Awalnya mereka memang kelimpungan mendapati sarang mereka rusak, tapi pelan-pelan mereka menemukan ritme hidup mereka kembali, mereka memulai dari awal lagi untuk membangun sarang dan akhirnya mereka pun berhasil melangsungkan hidup mereka kembali. Sungguh pelajaran yang sempurna. Kalopun kita mengalami saat-saat chaos itu, kuncinya adalah bersabar, gunakan kemampuan bertahan yang kita miliki, lihat situasi kita, dan yakinlah bahwa kehidupan akah terus berjalan, yang artinya masa-masa kechaosan akan berakhir jika kita mau bergerak untuk mengakhirinya.

     Selalu yakinlah bahwa apapun keadaan yang kita alami saat ini tak akan selamanya ada di pihak kita. Alam punya ritme yang akan mengatur hidup kita, tapi itu bukan berarti kita boleh bermalas-malasan berharap mendapatkan apa yang kita inginkan. Sekalipun alam punya aturan atas hidup kita, semua tergantung pada keputusan kita, mau bergerak bersama alam atau cukup diam saja dan membiarkan alam melumat kehidupan kita. Yang ingin saya sampaikan adalah hidup punya caranya sendiri untuk mengatur hidup dan ketika kita lengah dengan hidup, maka jangan harap hidup akan berbaik hati pada kita. 

Belajarlah pada semut mobal: dari chaos kembali menuju keteraturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar