Jumat, 23 November 2012

Laron: Berjuang untuk Terbang



Hujan datang lagi. Kali ini datang bersama berpuluh-puluh kawan: Laron. Mereka saling berebut untuk menggapai lampu seolah di sanalah ada garis akhirnya. Tak peduli mereka harus terbang begitu tinggi, mungkin ada kebahagiaan ketika akhirnya sampai menyentuh lampu atau malah kesakitan? Ah, saya tak begitu tahu apa yang mereka cari. Hanya perjuangan mereka yang menyentuh perasaan dan pikiran saya.

Sayap mereka ada empat, tipis dan juga lembut, sementara badan mereka, wuiih menggembung dan pasti berat untuk ukuran serangga seperti mereka (laron itu sebangsa serangga kan ya?). Mereka terbang dengan menahan berat badannya dan itulah perjuangan. Ketika akhirnya mereka sampai meraih lampu, yang saya dapati adalah beberapa dari mereka mengalami penderitaan: patah sayap, lalu akhirnya jatuh ke lantai dan belum mati. Mereka hanya berjalan dan entah apa yang mereka cari: sarangnya?sayapnya?makan?atau kematian? Saya belum tahu. Tapi itulah mereka. Dengan sekuat tenaga mereka terbang, menikmati kebebasan dari kurungan tanah, pelan-pelan sayap mereka patah, lalu jatuh dan akhirnya hanya bisa berjalan, kembali ke tanah. Dan esok pagi mereka akan bergeletakan di jalan, terkapar dalam kematian.

Terima kasih, Laron. Kalian telah mengajarkan tentang arti perjuangan. Tak perlu mencari alasan bertele-tele untuk berjuang. Ketika yakin dengan suara hati, maka selanjutnya adalah berjuang. Berjuang dengan segala kondisi yang menyertai. Terbukti, laron dengan kelebihan berat badannya mampu terbang bahkan bertahan dalam kesakitan. Itu mereka lakukan karena mereka mampu berjuang. Maka, jangan kalah dengan apapun keadaan. Jika keyakinan masih ada, itulah kesempatan untuk berjuang.

Laron, andai kita bisa berbicara :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar