Ia Tak Tahu Alasannya
Aku berdiri di depan sebuah pintu kayu,
dan kuberanikan diri untuk membuka pintu
itu,
terlihat..
Kakiku terhenti di antara jalanan berduri,
Kakiku terhenti di antara jalanan berduri,
berharap engkau datang mengajakku untuk terus berjalan,
Jari tanganku terasa kaku berwarna biru,
merindukan genggamanmu menggandeng
tanganku,
Mataku terasa sayu,
setiap malam menanti sorot tatapanmu,
Mulutku terdiam termakan bisu,
berharap suaramu menyapaku,
mengakhiri kesunyian kata,
Telingaku tak pernah berhenti mengucap
doa,
berharap engkau mengidungkan sebuah
nyanyian untukku,
Pikiranku selalu saja tak pernah lelah
untuk terus berlari,
dan aku pun bertanya kepadanya,” Apa yang
kamu kejar?”
jawabnya,”Suara hati.”
Sementara yang aku tahu,
Hatiku tak pernah berbicara kepada kedua
mataku,
tak pernah berkata kepada lengkungan
mulutku,
ataupun sekedar berbisik pada telinga.
Ia hanya tak bisa berhenti untuk
mencintaimu,
Ya..itu yang aku tahu,
Hatiku tak pernah berhenti mencintaimu,
dan selalu saja pikiranku terus bertanya,”Kenapa
kamu mencintainya?”
“Aku pun tak tahu mengapa.” Jawab
hatiku.
13 Februari 2012
Secangkir kopi menemaniku menunggu pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar