Selasa, 12 Juni 2012

Ia Tak Tahu Alasannya

Ia Tak Tahu Alasannya

Aku berdiri di depan sebuah pintu kayu,
dan kuberanikan diri untuk membuka pintu itu,
terlihat..

Kakiku terhenti di antara jalanan berduri,
berharap engkau datang mengajakku untuk terus berjalan,
Jari tanganku terasa kaku berwarna biru,
merindukan genggamanmu menggandeng tanganku,
Mataku terasa sayu,
setiap malam menanti sorot tatapanmu,
Mulutku terdiam termakan bisu,
berharap suaramu menyapaku,
mengakhiri kesunyian kata,
Telingaku tak pernah berhenti mengucap doa,
berharap engkau mengidungkan sebuah nyanyian untukku,
Pikiranku selalu saja tak pernah lelah untuk terus berlari,
dan aku pun bertanya kepadanya,” Apa yang kamu kejar?”
jawabnya,”Suara hati.”

Sementara yang aku tahu,
Hatiku tak pernah berbicara kepada kedua mataku,
tak pernah berkata kepada lengkungan mulutku,
ataupun sekedar berbisik pada telinga.
Ia hanya tak bisa berhenti untuk mencintaimu,
Ya..itu yang aku tahu,
Hatiku tak pernah berhenti mencintaimu,
dan selalu saja pikiranku terus bertanya,”Kenapa kamu mencintainya?”
“Aku pun tak tahu mengapa.” Jawab hatiku.


13 Februari 2012
Secangkir kopi menemaniku menunggu pagi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar